Kamis, 12 Mei 2016

Penciptaan Hewan

Hewan merupakan makhluk hidup ciptaan Allah swt yang memiliki habitat, cara hidup dan perilaku, ukuran, warna, bemtuk yang beragam-penuh dengan kejaiban. Para ahli zoology telah melakukan kajian tentang fenomena fauna untuk menyingkap misteri dunua binatang. Dalam perspektif Al Quran hewan merupakan salah satu bagian dari ayat-ayat Allah swt yang harus di kaji dan direnungkan. Jika fenomena tersebut di renungkan dapat mengungkap tanda-tanda eksistensi dan kekuasan Allah swt serta dapat memeperkokoh keimanan bagi orang-orang yang meyakininya. Pemahaman yang benar dan mendalam dapat mendekatkan diri kepada Allah swt.[1]

“Tahukah kalian semua jenis binatang?” Kami tahu kalian mengatakan “Tidak semua. Hanya beberapa dari mereka.” Tahukah kalian kehidupan makhluk-makhluk ini? Tahukah kalian bagaimana mereka dilahirkan? Bagaimana mereka hidup? Bagaimana mereka melindungi diri dan mencari makan? Barangkali kalian tak memiliki gambaran tentang seluk beluk kehidupan binatang.[2]
Ketika melihat keindahan binatang-binatang ini, ketahuilah bahwa Allah, Sang Pencipta semua makhluk ini, hanya ingin agar kita berpikir tentang keahlian dan kekuasaan-Nya yang tak terbatas, mengakui bahwa Dia telah menciptakan segala sesuatu dan Dialah pemilik segala sesuatu. Allah juga menginginkan kita melihat keindahan dalam makhluk hidup ini, untuk mendapatkan kesenangan darinya dan oleh karenanya kita mencintai Allah dan berterima kasih kepada-Nya karena Allah Allah telah menciptakan makhuk-makhluk mempesona ini.
Dalam makalah ini, saya mencoba menguak tentang dunia hewan (fauna) dalam ayat-ayat kauniyah yang ada dalam Al Quran. Tentunnya dengan memahami ayat-ayat tersebut dapat mengantarkan kita dan memberikan kesadaran bagi kita semua bahwa Allah menciptakan makhluk dalam dunia itu beraneka ragam, tidak hanya manusia saja. Kita dituntut dapat hidup berdampingan dengan segala sesuatu yang Allah ciptakan, karena fitrah manusia di ciptakan itu sebagai khalifah. 
PEMBAHASAN
A.    Seurat An-Nur: 45
1.      Redaksi Ayat dan Terjemahannya
وَاللَّهُ خَلَقَ كُلَّ دَابَّةٍ مِن مَّاء فَمِنْهُم مَّن يَمْشِي عَلَى بَطْنِهِ وَمِنْهُم مَّن يَمْشِي عَلَى رِجْلَيْنِ وَمِنْهُم مَّن يَمْشِي عَلَى أَرْبَع
 يَخْلُقُ اللَّهُ مَا يَشَاء إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Artinya:
“Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air. Maka, sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas peurtnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain)berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendakin-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa tas segala sesuatu.”
2.      Tafsir Ayat
Dalam ayat ini, Allah telah membuktikan kekuasanNya dengan menerangkan ihwal langit dan bumi serta peninggaalan alam yang tinggi. Berikut ini Allah membuktikannya denagn hal ihwal hewan:
 وَاللَّهُ خَلَقَ كُلَّ دَابَّةٍ مِن مَّاء Allah menciptakan setiap hewan yang melata di muka bumi dari air yang merupakan bagian materinya.
Disebutkannya air secara khusus diantara materi-nateri lain yang merupakan komposisinya, disebabkan sangat menonjolnya kebutuhan hewa terhadap air dank arena bagian-bagiannya yang bersifat tanah yang bercampur dengannya
 فَمِنْهُم مَّن يَمْشِي عَلَى بَطْنِهِ Diantara ada yang berjalan diatas perurnya, seperti ular, ikan dan hewan reptilian lainnya. Geraaakannya disebut berjalan pada hal ia merayap menunjuk kepada kemampuannya yang sempurna dan bahwa sekalipun tidak mempunyai alat untuk berjalan namun seakan ia berjalan.
  وَمِنْهُم مَّن يَمْشِي عَلَى رِجْلَيْAda yang berjalan diatas dua kaki, seperti manusia dan burung.
وَمِنْهُم مَّن يَمْشِي عَلَى أَرْبَعٍ  Ada pula yang berjalan diatas empat kaki, seperti binatang-binatangternak dan binatang buas.
Allah tidak menyebutkan binatang yang berjalan diatas lebih dari empat kaki. Seperti laba-laba dan serangga lainnya.
يَخْلُقُ اللَّهُ مَا يَشَاء  Allah menciptakan apa yang dikehendakiNya diantar yang telah disebutkan dengan perbedaan bentuk, anggota tubuh, gerak, tabiat, kekuatan dan perbuatan.
إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ  Sesungguhnya Allah Maha Kuasa untuk mengadakan dan menciptakan segala sesuatu yang Dia kehendaki, Dia tidak berhalangan untuk menciptakan apapun yang Dia kehendaki.
Pendek kata, perbedaan hewan-hewan ini dalam anggota, kekuatan, ukuran badan, perbuatan dan tingkah lakunya, mesti diatur oleh Pengatur Yang Maha Bijaksana, Ynag Mengetahui segalaihwal dan rahasia penciptaannya, tidak ada sesuatu sekecil apa pu  di bumi dan langit yang tidak Dia ketahui, Maha Tinggi Allah setinggi-tingginya dari apa yang dikatakan oleh orang-orang yang ingkar.[3]                                                                                                         
B.     Surat Al-An ‘am: 38
1.      Redaksi ayat dan terjemahannya
وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِي الأَرْضِ وَلاَ طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلاَّ أُمَمٌ أَمْثَالُكُم مَّا فَرَّطْنَا فِي الكِتَابِ مِن شَيْءٍ ثُمَّ إِلَى رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ
Artinya:
” Dan tiadalah binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu. Tiadalah kami alpakan sesuatu pun di dalamal-Kitab, kemudian kepada Tuhan lah mereka dihimpunkan
2.      Tafsiran Ayat
Secara umum, kita bisa menyimpulkan bahwa ayat ini bertujuan untuk menunjukkan betapa besar kuadrat kekuasaan Allah swt., dalam rangka membuktikan kemampuan-Nya memenuhi permintaan kaum kafir itu, yakni memenuhi kebutuhan binatang yang ada di darat, laut dan udara, sebagaimana Dia memenuhi kebutuhan manusia.
Asy-Sya’rawi menguraikan hubungan ayat ini dengan yang sebelumnya bahwa sesungguhnya Allah Swt. telah menjelaskan kepada kita bahwa Dia yang Maha Kuasa telah menurunkan ayat-ayat yang Dia ketahui bahwa fitrah manusia yang sehat akan menerima dan mempercayainya sebagai ayat/bukti. Allah Swt telah menurunkan ayta-ayat Al-Qur’an bagi seluruh manusiaagar mereka percayakepad Rasul yang membawanya dan Al-Qur’an menjadi pedoman hidup bagi kebahagiaan umat manusia. Allah Swt manjadikkan manusia sebagain penguasa alam, semua wujud melayani mereka. Sungguh sangat wajar manusia memperhatikan dan menyadari bagaimana binatang-binatang ditundukkan Allah untuk kemaslahatan manusia, demikian juga bagaimana Allah menciptakan tumbu-tumbuhan untuk kepentingan binatang dan manusia. Maka jika Allah swt telah menundukkan semua itu untuk manusia demi kemaslahatan mereka sambil memberi kepada  masing-masing binatang dan tumbuhan itu sistem serta naluri yang sesuai baginya sekaligus mendukung fungsinya dan dalam bentuk yang menyenangkan manusia. Maka bagaimana mungkin Allah swt membiarkan manusia tanpa petunjuk dan ketentuan-ketentuan demi kebahagiaan hidup makhluk yang Dia jadikan khalifah di muka bumi ini?
Kata  بِجَنَاحَيْهِ (dengan kedua sayapnya) dalam ayat diatas  طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ  (burung yang terbang dengan kedua sayapnya), dibahas oleh ulama. Karena bukankah kata kedua sayapnya tidak diperlukan lagi setelah ditegaskannya kata burung? Sementara ulama berpendapat bahwa kata kedua sayapnya dimaksudkan untuk mengarahkan pandangan pendengar dan pembaca ayat ini akan kekuasaan Allah swt dalam penciptaan makhluk tersebut.
Ada juga yang berpendapat bahwa redaksi dengan kedua sayapnya, dimaksudkan untuk memberi makna menyeluruh sehingga mencakup segala jenis burung yang dapat terbang, tidak jauh berbeda tujuannya dengan penambahan kata bumi ketika ayat ini menyebut kata dabbah/ binatang. Penekanan tentang cakupannya yang menyeluruh itu diperlukan, karena boleh jadi sementara atau bahkan banyak orang tidak menyadari hakikat yang diungkap al-Qur’an ini, yakni binatang laut, darat dan udara adalah umat seperti manusia juga.
Ayat diatas tidak menyebut binatang laut atau sungai, karena laut / sungai adalah bagian dari bumi. Tiga perempat bagian bumi adalah air, dan  karena itu pula makhluknya dinamai dabbah/ binatang.
Kata ummah/ umat menunjuk kepada kelompok apa pun yang dihimpun oleh sesuatu, seperti agama, waktu, tempat, tujuan, sifat yang sama, baik penghimpunannya secar terpaksa maupun atas kehendak mereka.
Persamaan manusia dengan binatang-binatang laut, darat dan udara yang dimaksud ayat ini adalah keserupaan dalam berbagai bidang seperti, mereka juga hidup, beranjak dari kecil hiingga besar, merasa, tahu, mmemilki naluri. Tentu saja persamaan manusia denagn binatang-binatang itu tidak menyeluruh mencakup segala aspek, tidak juga setingkat, misalnya dalam kebuituhan, kekuatan  atau pikiran. Pernyataan al-Qur’an bahwa binatang-binatang itu adalah umat seperti manusia juga, antara lain perlakuan yang wajar terhadap mereka. Dalan konteks ini Nabi saw memerintahkan antara lain bila kita hendak menyembelih binatang supaya mengasah pisau terlebih dahulu.
Kata  الكِتَابِ (al-kitab) difahami oleh sementara ulama dalam arti al-Lauh Al-Mahfuzh, sedangkan al-Lauh al-Mahfuzh ada yang memahaminya sebagai sesuatu yang menghimpun apa yang telah, sedang, dan akan terjadi sejak awal kejadian hingga akhir masa. Ada juga yang memahaminya sebagai lambang yang menunjuk kepada Ilmu Allah yang mencakup segala sesuatu.
Jika al-Kitab dipahami seperti itu,maka ayat ini seakan-akan menyatakan” Keserupaan sistem atau tata cara hidup binatang laut, darat dan udara dengan manusia, membuktikan bahwa Allah swt tidak menciptakannya sia-sia, wujudnya pun memiliki tujuan, dan masing-masing tidak terhalangi unutk mencapai kesempurnaan sesuai dengan potensi yang dianugerahkan Allah kepadanya. Manusia juga demikian, dan karena semua telah diketahui Allah serta terrcatat dalam Lauh Mahfuzd, maka semua akan dihimpun kelak di hari Kemudian.
Firman Nya:” kemudian kepada Tuhan lah mereka dihimpun”, oleh sementara ulama dijadikan dalil tentang akan dibangkitkannya binatang-binatang walau tujuan kebangkitannya tidak sepenuhnya sama dengan manusia. Pendapat ini mereka kukuhkan antara lain dengan firmanNya yang menjelaskan hari Kemudian yaitu: “Apabila binatang-binatang liar dikumpulkan”(Q.S.At-Takwir:5), selain itu ada juga beberapa hadits yang mendukung hal itu.
Ada juga ulama yang memahami ayat dan hadits tentang akan dihimpunnya binatang dalam arti majazi,simbol kesempurnaan keadilan yang ditegakkan Allah ketika itu. Ada pula yang memahami kata يُحْشَرُونَ dalam arti mati. Pendapat lain membatasi yang dihimpun hanya makhluk yang berakal saja. Betapapun yang pasti adalah keadilan sempurna hanya akan terwujud di akhirat kelak.[4]
C.     Surah An Naml: 6-9
1.      Redaksi surah dan Terjemahannya
وَلَكُمْ فِيهَا جَمَالٌ حِينَ تُرِيحُونَ وَحِينَ تَسْرَحُونَ (6) وَتَحْمِلُ أَثْقَالَكُمْ إِلَى بَلَدٍ لَمْ تَكُونُوا بَالِغِيهِ إِلَّا بِشِقِّ الْأَنْفُسِ إِنَّ رَبَّكُمْ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ (7) وَالْخَيْلَ وَالْبِغَالَ وَالْحَمِيرَ لِتَرْكَبُوهَا وَزِينَةً وَيَخْلُقُ مَا لَا تَعْلَمُونَ (8) وَعَلَى اللَّهِ قَصْدُ السَّبِيلِ وَمِنْهَا جَائِرٌ وَلَوْ شَاءَ لَهَدَاكُمْ أَجْمَعِينَ (9)
Artinya:
(6) Dan kamu memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan. (7) Dan ia memikul beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup sampai kepadanya, melainkan dengan kesukaran-kesukaran (yang memayahkan) diri. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. (8) dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal dan keledai, agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. Dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya. (9) Dan hak bagi Allah (menerangkan) jalan yang lurus, dan di antara jalan-jalan ada yang bengkok. Dan jikalau Dia menghendaki, tentulah Dia memimpin kamu semuanya (kepada jalan yang benar).
   2.  Tafsir mufrodat:[5]    
جَمَالٌ : sebagai perhiasan
جَائِر : menyimpang dari jalan yang lurus.
3.      Tafsir ayat:
            Pada ayat 6, Sayyid Qutb berkomentar bahwa ayat ini menggambarkan pandangan al Quran dan pandangan Islam tentang kehidupan. Keindahan unsur asasi dalam pandangan Islam itu, dan bahwa nikmat bukan sekedar pemenuhan kebutuhan primer dalam bentuk makanan, minum dan mengendarai kendaraan, teapi juga pemenuhan kerinduan yang melampaui kebutuhan pokok, yakni pemenuhan naluri keindahan serta perasaan gembira dan rasa kemanusiaan yang mengatasi kecenderungan dan kebutuhan binatang. Demikian lebih kurang Sayyid Qutb.
            Sedangkan ayat berikutnya (ayat 7) menjelaskan betapa Maha pengasih lagi Maha penyayangnya Allah kepada hambanya, dengan menciptakan binatang-binatang Allah memberikan manfaat darinya. Ditunjukkan dalam ayat ini bahwa binatang-binatang tertentu dapat membantu kalian semua dalam berpergian ke suatu daerah (Negara) yang kalian tidak mampu sampai Negara tersebut kecuali dengan bantuan dari binatang-binatang. Membantu disini maksudnya ialah memikul beban-beban (وَتَحْمِلُ أَثْقَالَكُمْ)  yang serasa kalian tidak mampu membawanya sendiri. Kecuali ada yang membantu (hewan) kalian untuk mengurangi beban atau kesulitan (keletihan yang demikian besar sehingga menghabiskan setengah kekuatan dari kalian)[6] dalam perjalanan tersebut.[7]
            Ketahuilah Allah swt telah menyebutkan dalam Al Quran tentang manfaat-manfaat hewan. Manfaat tersebut ada yang bersifat dhoruri dan mempunyai manfaat yang sebagai mana mestinya hewan tersebut dapat di manfaatkan.[8] Setelah ayat yang lalu menyebut binatang-binatang yang paling banyak dimiliki manusia sekaligus paling banyak manfaatnya, kini disebut lagi beberapa binatang lain, Yaitu pada ayat ke-8.
            Allah menciptakan tiga hewan yaitu kuda, bighal dan keledai untuk kalian supaya kalian dapat mengendarainya dan menjadikannya sebagai hiasan. Ayat ini hanya sebagai alat pengangkutsebagaimana halnya binatang ternak, ini bukan berarti bahwa ketiga binatang yang disebut disini tidak dapat digunakan sebagai alat angkut. Ayat ini berdialog dengan masyarakat arab yang ketika itu yang tidak terbiasa menggunakan kuda, baghal, keledai kecuali sebagai tunggangan dan hiasan. Kuda dan baghal mereka gunakan untuk berperang dan berburu, sedang keledai mereka tunggangi sebagai alat transportasi dalam kota. Karena ayat ini bertujuan menguraikan nikmat-nikmat Allah swt, maka tentu saja yang digarisbawahinya adalah hal-hal yang mereka rasakan langsung, walaupun yang tidak disebut itu merupakan juga aspek nikmat ilahi.
            Pada ayat ke-9, betapa Allah telah menjelaskan atau menunjukkan jalan kebenaran kepada kalian semua. Yang mengantarkan pada jalan kebenaran, sehingga kalian terhindar dari jalan yang menyimpang. Allah tidak hendak mengantarkan kalian secara langsung kepada jalan kebenaran. Akan tetapi Allah lebih menghendaki kalian dalam memberikan petunjuk, karena Allah menciptakan kalian semua itu supaya kalian berfikir dalam memahami petunjuk Allah. Dan Allah juga meniggalkan suatu alternative atau opsi supaya kalian dapat memilihnya.
D.    Surah An Naml: 66
وَإِنَّ لَكُمْ فِي الْأَنْعَامِ لَعِبْرَةً نُسْقِيكُمْ مِمَّا فِي بُطُونِهِ مِنْ بَيْنِ فَرْثٍ وَدَمٍ لَبَنًا خَالِصًا سَائِغًا لِلشَّارِبِينَ
      1. Redaksi ayat dan Terjemahannya
66. Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.
2. Tafsir mufradat
2.      Tafsir Ayat
            Setelah menyebut air yang turun dari langit, kini diuraikan sebagian yang di bumi. Ayat ini memulai dengan sesuatu yang paling banyak dan dekat dalam benak masyarakat arab ketika itu, yakni binatang ternak. Dan untuk itu disebut susu yang di hasilkannya, dan dengan demikian bertemu dua minuman yang keduannya di butuhkan manusia dalam rangka makanan yang sehat dan sempurna, yakni susu.
            Para penyusun kitab tafsir al muntakhab yang terdiri dari sekian pakar mesir mengomentari proses terjadinya susu dengan menyatakan bahwa: “pada buah dada binatang menyusui terdapat kelenjar yang bertugas memproduksi air susu. Melalui uarat-urat nadi arteri, kelenjar-kelenjar itu mendaoatkan suolai berupa zat yang terbentuk dari darah dan chyle (zat-sat dari sari makanan yang telah di cerna) yang keduanya tidak dapat di konsumsi secara langsung. Selanjutnya kelenjar-kelenjar susu itu menyaring dari kedua zat itu unsur-unsur penting dalam pembuatan air susu dan mengeluarkan enzim-enzim yang mengubahnya menjadi susu yang berwarna dan aromanya sama sekali berbeda dengan zat aslinya”.[9]
E.     Analisis ayat-ayat berdasarkan perspektif sains:
Penelitian berbagai kelompok hewan dan perilakunya telah dilakukan secara cermat dan akurat, dengan menggunakan beragam peralatan canggih hinnga satelit. Para penelitipun menemukan adanya kelompok-kelompok hewan yng hidup di tiga area biologis: udara, darat dan air. Dan penemuan terkini terus memperlihatkan hal-hal baru seiring dengan kemajuan sains tekhnologi. Temuan-temuan ini juga memperlihatkan keteraturan yang signifikan dalam aktifitas kolektif setiap kelompok hewan untuk kemaslahatan dan kelangsungan hidup mereka dalam bertempat tinggal, bermigrasi, membangun tempat tinggal, mempertahankan diri, mencari makanan, dan aktifitas-aktifitas lainnya.[10] Para ilmuwan memperkirakan jumlah hewan mencapai lebih dari dua juta kelompok (family). Namun yang baru terngkap hingga sekarang hanya sebagian kecil saja.
Dalam fenomena hewan itu dikaji dari berbagai sub-devisi disiplin ilmu biologi dan zoology  seperti: anatomi, morfologi, fisiologi, reproduksi, taksonomi, ekologi dan lain-lain. Dalam konteks dan bingkai sub-divisi displin ilmu tersebut, pemakalah akan  mencoba membahas fenomena fauna yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Quran.
A.    Anatomi Hewan
Anatomi hewan adalah merupakan ilmu yang mempelajari mulai dari sel, jaringan, organ dan sampai organisme. Dengan anatomi, manusia akan mengetahui struktur dan bentuk dalam suatu organisme. Dengannya pula akan diketahui jika terjadi kelainan-kelainan pada suatu organisme
Dalam surah Al An`am, ayat 38, disana dapat kita temukan fenomena yang terdapat pada hewan-hewan, yaitu terdapat perbedaan antara binatang-binatang yang melata dengan binatang yang terbang dengan kedua sayapnya. Secara anatomis perbedaan antara keduanya tersebut, terletak pada struktur kerangka dan fungsi rangka. Misalnya, domba dan burung sebenarnya mempunyai tulang yang menyusun rangka sebagai lengan depan. Hanya saja lengan depan domba untuk berjalan sedangkan burung untuk terbang fenomena ini jika jika di analisis secara mendalam dan di terapkan pada masing-masing jenis hewan yang sudah teridentifikasi, akan menjadi obyek kajian yang luar biasa luas dan kompleksnya.[11]
B.     Morfologi hewan
Sebagaimana kita ketahui bahwa morfologi mempelajari “penampakan” bentuk luar organisme. Morfologi merupakan ilmu yang mepelajari struktur dan bentuk luar suatu organism sampai dengan perkembangannya. Mulai dari bentuk badan dan perkembangan serta manfaat bagian tubuh makhluk hidup. Studi morfologi pada hewan juga dapat membantu kaum muslimin dalam mengidentifikasi jenis-jenis hewan-hewan yang dihalalkan dan diharamkan.
Pada surah Al An`am, ayat 38 dan Al Mulk ayat 19 menyebutkan binatang yang ada di bumi dan burung yang terbang di udara dengan kedua sayap. Ini sebuah gambaran morfologis yang menunjukkan adanya perbedaan antara hewan dengan dasar struktur luar tubuhnya. Bagi burubg di sebutkan memiliki sayap, sebuah organ yang tidak dimiliki oleh semua jenis hewan. Hanya bangsa Aves yang mempunyai hal tersebut. namun tidak semua Aves yang juga dapat terbang seperti burung, bahkan setiap burung memiliki cara terbang yang berbeda-beda.[12]
C. Fisiologi Hewan
Kalau kita melihat fenomena hewan, pastinya akan lebih menarik ketika dikaji dari segi fisiologis. Fisiologis merupakan ilmu yang mempeljari proses yang terjadi dalam makhluk hidup, seperti proses pencernaan, pernafasan, hormonal, ekskresi, metabolism dan lain-lain.
Coba kita perhatikan pada surat An Nahl ayat 66, disana terdapat suatu `ibarah atau suatu pelajaran bagi manusia. Maurice Bucaile dalam bukunya Bibel Quran dan Sains Modern menjelaskan bahwa terjemahan Batn dengan badan lebih tepat dari pada perut, karena menurutnya kata batn tidak memiliki arti anatomi yang pasti. Demikian juga kata fars dengan usus. Secara fisiologis lebih tepat dari pada diterjemahkan dengan tahi atau kotoran.[13]
Bucaille lebih lanjut menjelaskan bahwa unsur-unsur susu itu keluar dari kelenjar-kelenjar penyusuan yang mendapat bahan makanan dari kunyahan makanan-makanan yang dibawa oleh darah yang beredar.[14] Contoh yang saya berikan disini ialah binatang onta, karena dalam buku-buku referensi ilmiah kontemporer menjelasakan bahwa dari segi komposisi susu onta dan manfaatnya sebagai bahan makanan dan obat-obatan.
Statistik menunjukkan bahwa onta betina dapat dapat diperah susunya sepanjang tahun rata-rata dua kali sehari, dan kira-kira dalam satu hari seekor onta betina menghasilkan 5-1- kg susu, sementara kalau dihitung dalam satu tahun penuh seekor onta bisa menghasilkan skitar 230-260. Kandungan air yang ada dalam air susu onta berkisar antara 84-90% . oleh karena itu , air susu berperan penting dalam menjaga kelangsunagn hidup anak onta dan penduduk yang hidup di kawasan bencana kekeringan.[15]
D. Reproduksi Hewan
Salah satu fenomena alam yang merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT adalah perkembangbiakan makhluk hidup. Reproduksi hewan merupakan bagian dari fenomena alam yang di sebutkan Al Quran sebagai tanda-tanda eksintensi Tuhan yang menciptakannya. Tanda-tanda adanya pencipta di balik penciptaan tersebut hanya dapat di pahami oleh yang memikirkan serta menerima dan mengikuti kebenaran tersebut jika telah datang kepadanya (beriman).
Sebenarnya banyak ayat yang menyimbolkan tentang reproduksi yang terjadi pada hewan. Tapi disini pemakalah hanya menunjukkkan beberapa ayat. Kita ketahui bahwa baghal (red surah an nahl ayat 8) adalah peranakan dari kuda dan keledai. Wujud baghal adalah hewan yang bentuknya mirip dengan kuda dan keledai tetapi bukan kuda atau keledai. Penyebutan ketiga hewan teesebut memberiksn inspirasi adnya perkawinan antar hewan yang tak sejenis tetapi masih mempunyai hubungan kekerabatan seperti kuda dengan keledai, bebek dengan menthok, dan lain-lain. Hewan pun bereproduksi untuk melestariakn generasinya. Hewan juga mengalami masa-masa birahi seperti manusia. Pada dunia hewan juga terdapat persaingan yang terkadang menyebabkan terjadinya perkelahian untu mendapatkan “sang idaman hati”. Fenomena tersebut sungguh sangat menakjubkan, di situlah letak keagungan Tuhan, seluruh alam berada di bawah genggaman dan aturanNya.
E. Taksonomi hewan
Al Quran secara tersirat dan tersurat memberi isyarat-isyarat kepada manusia agar tumbuh kuroisitas dengan ciptaan Allah swt yang bermacam-macam. Selain itu Al Quran juga menyinggung aneka ragam jenis hewan. Pada surah an Nur ayat 45, menggambarkan tentang sebagian dari cara hewan berjalan. Ada yang berjalan dengan perutnya, ada yang berjalan dengan kaki. Dan diantara hewan yang berjalan diatas kakinya tersebut, ada yang berkaki dua dan ada yang berkaki empat. Sebagian hewan ada yang berkaki enam atau bahkan berkaki banyak sehingga di sebut hewan berkaki banyak.[16]
KESIMPULAN
Sekarang marilah kita pikirkan apa yang sejauh ini telah kita pelajari tentang binatang. Dari burung yang dapat terbang dengan kedua sayapnya dan onta yang dapat menempuh perjalanan 150 km perhari ditengah padang pasir dan terik matahari yang menyengat, akan tetapi onta tersebut dapat melewati kawasan yang dimana notabennya manusia sendiri tidak dapat melewatinya.
Sebagai contoh, saat kalian membaca makalah ini, kalian tahu bahwa kalian harus tetap membuka mata. Tapi patut kalian ketahui, bahwa sebenarnya, untuk dapat membaca, tidak cukup hanya dengan membuka mata. Mata kalian harus melakukan berbagai hal pada saat yang bersamaan. Kalian boleh menyamakannya dengan permainan di komputer, untuk memulai permainan, kalian hanya perlu menekan tombol ‘start’, yang merupakan satu perintah untuk memulai berbagai hal yang rumit di dalam komputer. Sementara itu, kalian tinggal duduk dengan nyaman di atas kursi dan menikmati permainan tersebut. Sebagaimana komputer yang tidak terbentuk secara tiba-tiba, begitu juga dengan berbagai bagian yang membentuk mata kita.[17]
Ketika orang yang bijak mau mempelajari lebih dalam tentang ciptaan Allah, keyakinannya pada-Nya akan semakin dalam dan ia akan semakin mengakui keagungan dan kekuasaan-Nya. Bahkan sebenarnya satu keistimewaan saja dari satu makhluk-Nya secara langsung mengingatkan kita kepada Allah. Tidak hanya makhluk hidup, tapi juga segala sesuatu yang ada di sekitar kita dan semua kejadian yang terjadi merupakan bukti nyata keberadaan Allah. Kalian harus bercermin dari hal-hal tersebut dan tidak pernah melupakan Keperkasaan Allah yang Tak Terbatas dan bahwa Dialah yang memberi segala kemurahan yang kita nikmati.
Tanamkan selalu di benak kalian bahwa semua keindahan yang kalian lihat di sekeliling kalian ada karena Allah menciptakannya.
Daftar Pustaka
·         Harun Yahya dalam file chm dalam pesona alam satwa.
·         M.Quraisy Syihab, Tafsir  Al- Misbah Jakarta: Lentera Hati.
·         Lihat maktabah syamilah dalam tafsir jalalen
·         Lihat maktabah syamilah dalam tafsir al muntakhob.
·         Lihat maktabah syamilah dalam tafsir ar razi
·         Lihat maktabah syamilah dalam tafsir al Maraghi
·         Prof. Dr. Yusuf Al Hajj Ahmad,  2008.  Kemukjizatan flora dan fauna dalam Al quran dan Sunnah, Yogykarta: Sajadah_press.
·         Imam Rosyidi. 2008,  Fenomena flora dan fauna dalam perspektif Al Quran. Malang: UIN Malang Press.
·         Mauruce Bucaille, 1990. Bibel Quran dan Sains Modern. Jakarta : Bulan Bimtamg
·         An nablusi, Al- I`jaz al Ilmi fi al kitab wa as sunnah)



[1]Lihat pendahuluan  dalam  buku Fenomena flora dan fauna dalam perspektif Al Quran.
[2]Lihat Harun Yahya dalam file chm dalam pesona alam satwa.
[3] Lihat maktabah syamilah Tafsir Al-Maraghi. Hal 119
[4] M.Quraisy Syihab, Tafsir  Al- Misbah juz 5 Jakarta: Lentera Hati, 2002, hlm:82-88
[5]. Lihat maktabah syamilah, tafsir jalalen
[6]Quraisy Syihab, Tafsir al Misbah (surah an Naml) Hal: 188
[7]Lihat maktabah syamilah dalam tafsir al muntakhob.
[8]Lihat maktabah syamilah dalam tafsir ar razi
[9]Quraisy Syihab, Tafsir al Misbah (surah an Naml) Hal: 275
[10] Prof. Dr. Yusuf Al Hajj Ahmad,  Kemukjizatan flora dan fauna dalam Al quran dan Sunnah. Hal: 185
[11]Imam Rosyidi, Fenomena flora dan fauna dalam perspektif Al Quran. Hal: 159-160
[12]Imam Rosyidi, Fenomena flora dan fauna dalam perspektif Al Quran. Hal: 166
[13] Mauruce Bucaille, Bibel Quran dan Sains Modern. Hal: 238-239  
[14]Ibid. hal: 39
[15] Prof. Dr. Yusuf Al Hajj Ahmad,  Kemukjizatan flora dan fauna dalam Al quran dan Sunnah. Hal: 216 (baca juga An nablusi, Al- I`jaz al Ilmi fi al kitab wa as sunnah)
[16]Imam Rosyidi, Fenomena  flora dan fauna dalam perspektif Al Quran. Hal: 183-184
[17]Lihat Harun Yahya dalam file chm dalam pesona alam satwa.
 
Sumber : http://maulana-qarina.blogspot.co.id/2013/10/hewan-dalam-al-quran.html

3 komentar:

  1. Subhanallah. Allah menciptakan semua yg ada d bumi untuk umatNya

    BalasHapus
  2. Maha besar Allah yang telah menciptakan semuanya dengan banyak manfaat.

    BalasHapus