Hewan merupakan makhluk hidup
ciptaan Allah swt yang memiliki habitat, cara hidup dan perilaku, ukuran,
warna, bemtuk yang beragam-penuh dengan kejaiban. Para ahli zoology telah
melakukan kajian tentang fenomena fauna untuk menyingkap misteri dunua
binatang. Dalam perspektif Al Quran hewan merupakan salah satu bagian dari
ayat-ayat Allah swt yang harus di kaji dan direnungkan. Jika fenomena tersebut
di renungkan dapat mengungkap tanda-tanda eksistensi dan kekuasan Allah swt
serta dapat memeperkokoh keimanan bagi orang-orang yang meyakininya. Pemahaman
yang benar dan mendalam dapat mendekatkan diri kepada Allah swt.[1]
“Tahukah kalian semua jenis
binatang?” Kami tahu kalian mengatakan “Tidak semua. Hanya beberapa dari
mereka.” Tahukah kalian kehidupan makhluk-makhluk ini? Tahukah kalian bagaimana
mereka dilahirkan? Bagaimana mereka hidup? Bagaimana mereka melindungi diri dan
mencari makan? Barangkali kalian tak memiliki gambaran tentang seluk beluk
kehidupan binatang.[2]
Ketika melihat keindahan
binatang-binatang ini, ketahuilah bahwa Allah, Sang Pencipta semua makhluk ini,
hanya ingin agar kita berpikir tentang keahlian dan kekuasaan-Nya yang tak
terbatas, mengakui bahwa Dia telah menciptakan segala sesuatu dan Dialah
pemilik segala sesuatu. Allah juga menginginkan kita melihat keindahan dalam
makhluk hidup ini, untuk mendapatkan kesenangan darinya dan oleh karenanya kita
mencintai Allah dan berterima kasih kepada-Nya karena Allah Allah telah
menciptakan makhuk-makhluk mempesona ini.
Dalam makalah ini, saya mencoba menguak
tentang dunia hewan (fauna) dalam ayat-ayat kauniyah yang ada dalam Al Quran.
Tentunnya dengan memahami ayat-ayat tersebut dapat mengantarkan kita dan
memberikan kesadaran bagi kita semua bahwa Allah menciptakan makhluk dalam
dunia itu beraneka ragam, tidak hanya manusia saja. Kita dituntut dapat hidup
berdampingan dengan segala sesuatu yang Allah ciptakan, karena fitrah manusia
di ciptakan itu sebagai khalifah.
PEMBAHASAN
A.
Seurat An-Nur: 45
1.
Redaksi Ayat dan Terjemahannya
وَاللَّهُ
خَلَقَ كُلَّ دَابَّةٍ مِن مَّاء فَمِنْهُم مَّن يَمْشِي عَلَى بَطْنِهِ وَمِنْهُم
مَّن يَمْشِي عَلَى رِجْلَيْنِ وَمِنْهُم مَّن يَمْشِي عَلَى أَرْبَع
يَخْلُقُ اللَّهُ مَا يَشَاء إِنَّ اللَّهَ
عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Artinya:
“Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air. Maka, sebagian
dari hewan itu ada yang berjalan di atas peurtnya dan sebagian berjalan dengan
dua kaki, sedang sebagian (yang lain)berjalan dengan empat kaki. Allah
menciptakan apa yang dikehendakin-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa tas segala
sesuatu.”
2.
Tafsir Ayat
Dalam ayat ini, Allah telah membuktikan kekuasanNya dengan
menerangkan ihwal langit dan bumi serta peninggaalan alam yang tinggi. Berikut
ini Allah membuktikannya denagn hal ihwal hewan:
وَاللَّهُ خَلَقَ كُلَّ دَابَّةٍ مِن مَّاء Allah menciptakan setiap hewan yang melata di
muka bumi dari air yang merupakan bagian materinya.
Disebutkannya air secara khusus diantara materi-nateri lain yang
merupakan komposisinya, disebabkan sangat menonjolnya kebutuhan hewa terhadap
air dank arena bagian-bagiannya yang bersifat tanah yang bercampur dengannya
فَمِنْهُم مَّن يَمْشِي عَلَى بَطْنِهِ Diantara ada yang berjalan diatas perurnya,
seperti ular, ikan dan hewan reptilian lainnya. Geraaakannya disebut berjalan
pada hal ia merayap menunjuk kepada kemampuannya yang sempurna dan bahwa
sekalipun tidak mempunyai alat untuk berjalan namun seakan ia berjalan.
وَمِنْهُم
مَّن يَمْشِي عَلَى رِجْلَيْAda
yang berjalan diatas dua kaki, seperti manusia dan burung.
وَمِنْهُم مَّن يَمْشِي عَلَى أَرْبَعٍ Ada
pula yang berjalan diatas empat kaki, seperti binatang-binatangternak dan
binatang buas.
Allah tidak menyebutkan binatang yang berjalan diatas lebih dari
empat kaki. Seperti laba-laba dan serangga lainnya.
يَخْلُقُ اللَّهُ مَا يَشَاء Allah
menciptakan apa yang dikehendakiNya diantar yang telah disebutkan dengan
perbedaan bentuk, anggota tubuh, gerak, tabiat, kekuatan dan perbuatan.
إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa untuk mengadakan dan menciptakan segala
sesuatu yang Dia kehendaki, Dia tidak berhalangan untuk menciptakan apapun yang
Dia kehendaki.
Pendek kata, perbedaan hewan-hewan ini dalam anggota, kekuatan,
ukuran badan, perbuatan dan tingkah lakunya, mesti diatur oleh Pengatur Yang
Maha Bijaksana, Ynag Mengetahui segalaihwal dan rahasia penciptaannya, tidak
ada sesuatu sekecil apa pu di bumi dan
langit yang tidak Dia ketahui, Maha Tinggi Allah setinggi-tingginya dari apa
yang dikatakan oleh orang-orang yang ingkar.[3]
B.
Surat Al-An ‘am: 38
1.
Redaksi ayat dan terjemahannya
وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِي الأَرْضِ وَلاَ طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ
إِلاَّ أُمَمٌ أَمْثَالُكُم مَّا فَرَّطْنَا فِي الكِتَابِ مِن شَيْءٍ ثُمَّ إِلَى
رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ
Artinya:
” Dan tiadalah binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang
terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu.
Tiadalah kami alpakan sesuatu pun di dalamal-Kitab, kemudian kepada Tuhan lah
mereka dihimpunkan”
2.
Tafsiran Ayat
Secara umum, kita bisa menyimpulkan
bahwa ayat ini bertujuan untuk menunjukkan betapa besar kuadrat kekuasaan Allah
swt., dalam rangka membuktikan kemampuan-Nya memenuhi permintaan kaum kafir
itu, yakni memenuhi kebutuhan binatang yang ada di darat, laut dan udara,
sebagaimana Dia memenuhi kebutuhan manusia.
Asy-Sya’rawi menguraikan hubungan
ayat ini dengan yang sebelumnya bahwa sesungguhnya Allah Swt. telah menjelaskan
kepada kita bahwa Dia yang Maha Kuasa telah menurunkan ayat-ayat yang Dia
ketahui bahwa fitrah manusia yang sehat akan menerima dan mempercayainya
sebagai ayat/bukti. Allah Swt telah menurunkan ayta-ayat Al-Qur’an bagi seluruh
manusiaagar mereka percayakepad Rasul yang membawanya dan Al-Qur’an menjadi
pedoman hidup bagi kebahagiaan umat manusia. Allah Swt manjadikkan manusia
sebagain penguasa alam, semua wujud melayani mereka. Sungguh sangat wajar
manusia memperhatikan dan menyadari bagaimana binatang-binatang ditundukkan
Allah untuk kemaslahatan manusia, demikian juga bagaimana Allah menciptakan
tumbu-tumbuhan untuk kepentingan binatang dan manusia. Maka jika Allah swt
telah menundukkan semua itu untuk manusia demi kemaslahatan mereka sambil
memberi kepada masing-masing binatang
dan tumbuhan itu sistem serta naluri yang sesuai baginya sekaligus mendukung
fungsinya dan dalam bentuk yang menyenangkan manusia. Maka bagaimana mungkin
Allah swt membiarkan manusia tanpa petunjuk dan ketentuan-ketentuan demi
kebahagiaan hidup makhluk yang Dia jadikan khalifah di muka bumi ini?
Kata بِجَنَاحَيْهِ (dengan
kedua sayapnya) dalam ayat
diatas طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ (burung
yang terbang dengan kedua sayapnya), dibahas oleh ulama. Karena
bukankah kata kedua sayapnya tidak diperlukan lagi setelah ditegaskannya kata
burung? Sementara ulama berpendapat bahwa kata kedua sayapnya
dimaksudkan untuk mengarahkan pandangan pendengar dan pembaca ayat ini akan
kekuasaan Allah swt dalam penciptaan makhluk tersebut.
Ada juga yang berpendapat bahwa redaksi
dengan kedua sayapnya, dimaksudkan untuk memberi makna menyeluruh
sehingga mencakup segala jenis burung yang dapat terbang, tidak jauh berbeda
tujuannya dengan penambahan kata bumi ketika ayat ini menyebut kata dabbah/
binatang. Penekanan tentang cakupannya yang menyeluruh itu diperlukan,
karena boleh jadi sementara atau bahkan banyak orang tidak menyadari hakikat
yang diungkap al-Qur’an ini, yakni binatang laut, darat dan udara adalah umat
seperti manusia juga.
Ayat diatas tidak menyebut binatang
laut atau sungai, karena laut / sungai adalah bagian dari bumi. Tiga perempat
bagian bumi adalah air, dan karena itu
pula makhluknya dinamai dabbah/ binatang.
Kata ummah/ umat menunjuk kepada kelompok apa pun yang dihimpun
oleh sesuatu, seperti agama, waktu, tempat, tujuan, sifat yang sama, baik
penghimpunannya secar terpaksa maupun atas kehendak mereka.
Persamaan manusia dengan
binatang-binatang laut, darat dan udara yang dimaksud ayat ini adalah
keserupaan dalam berbagai bidang seperti, mereka juga hidup, beranjak dari
kecil hiingga besar, merasa, tahu, mmemilki naluri. Tentu saja persamaan
manusia denagn binatang-binatang itu tidak menyeluruh mencakup segala aspek,
tidak juga setingkat, misalnya dalam kebuituhan, kekuatan atau pikiran. Pernyataan al-Qur’an bahwa
binatang-binatang itu adalah umat seperti manusia juga, antara lain perlakuan
yang wajar terhadap mereka. Dalan konteks ini Nabi saw memerintahkan antara
lain bila kita hendak menyembelih binatang supaya mengasah pisau terlebih
dahulu.
Kata
الكِتَابِ
(al-kitab) difahami oleh sementara ulama dalam arti al-Lauh Al-Mahfuzh,
sedangkan al-Lauh al-Mahfuzh ada yang memahaminya sebagai sesuatu yang
menghimpun apa yang telah, sedang, dan akan terjadi sejak awal kejadian hingga
akhir masa. Ada juga yang memahaminya sebagai lambang yang menunjuk kepada Ilmu
Allah yang mencakup segala sesuatu.
Jika al-Kitab dipahami seperti
itu,maka ayat ini seakan-akan menyatakan” Keserupaan sistem atau tata cara
hidup binatang laut, darat dan udara dengan manusia, membuktikan bahwa Allah
swt tidak menciptakannya sia-sia, wujudnya pun memiliki tujuan, dan
masing-masing tidak terhalangi unutk mencapai kesempurnaan sesuai dengan
potensi yang dianugerahkan Allah kepadanya. Manusia juga demikian, dan karena
semua telah diketahui Allah serta terrcatat dalam Lauh Mahfuzd, maka semua akan
dihimpun kelak di hari Kemudian.
Firman Nya:” kemudian kepada Tuhan lah mereka dihimpun”,
oleh sementara ulama dijadikan dalil tentang akan dibangkitkannya binatang-binatang
walau tujuan kebangkitannya tidak sepenuhnya sama dengan manusia. Pendapat ini
mereka kukuhkan antara lain dengan firmanNya yang menjelaskan hari Kemudian
yaitu: “Apabila binatang-binatang liar dikumpulkan”(Q.S.At-Takwir:5),
selain itu ada juga beberapa hadits yang mendukung hal itu.
Ada juga ulama yang memahami ayat
dan hadits tentang akan dihimpunnya binatang dalam arti majazi,simbol
kesempurnaan keadilan yang ditegakkan Allah ketika itu. Ada pula yang memahami
kata يُحْشَرُونَ
dalam arti mati. Pendapat lain membatasi yang dihimpun hanya makhluk
yang berakal saja. Betapapun yang pasti adalah keadilan sempurna hanya akan
terwujud di akhirat kelak.[4]
C.
Surah An Naml: 6-9
1.
Redaksi surah dan Terjemahannya
وَلَكُمْ فِيهَا جَمَالٌ حِينَ تُرِيحُونَ
وَحِينَ تَسْرَحُونَ (6) وَتَحْمِلُ أَثْقَالَكُمْ إِلَى بَلَدٍ لَمْ تَكُونُوا
بَالِغِيهِ إِلَّا بِشِقِّ الْأَنْفُسِ إِنَّ رَبَّكُمْ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ (7) وَالْخَيْلَ وَالْبِغَالَ وَالْحَمِيرَ
لِتَرْكَبُوهَا وَزِينَةً وَيَخْلُقُ مَا لَا تَعْلَمُونَ (8) وَعَلَى اللَّهِ
قَصْدُ السَّبِيلِ وَمِنْهَا جَائِرٌ وَلَوْ شَاءَ لَهَدَاكُمْ أَجْمَعِينَ (9)
Artinya:
(6) Dan kamu memperoleh pandangan yang indah
padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu
melepaskannya ke tempat penggembalaan. (7) Dan ia memikul beban-bebanmu ke
suatu negeri yang kamu tidak sanggup sampai kepadanya, melainkan dengan
kesukaran-kesukaran (yang memayahkan) diri. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. (8) dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal
dan keledai, agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. Dan Allah
menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya. (9) Dan hak bagi Allah (menerangkan)
jalan yang lurus, dan di antara jalan-jalan ada yang bengkok. Dan jikalau Dia
menghendaki, tentulah Dia memimpin kamu semuanya (kepada jalan yang benar).
2. Tafsir mufrodat:[5]
جَمَالٌ : sebagai perhiasan
جَائِر : menyimpang dari jalan yang lurus.
3.
Tafsir ayat:
Pada ayat 6,
Sayyid Qutb berkomentar bahwa ayat ini menggambarkan pandangan al Quran
dan pandangan Islam tentang kehidupan. Keindahan unsur asasi dalam pandangan
Islam itu, dan bahwa nikmat bukan sekedar pemenuhan kebutuhan primer dalam
bentuk makanan, minum dan mengendarai kendaraan, teapi juga pemenuhan kerinduan
yang melampaui kebutuhan pokok, yakni pemenuhan naluri keindahan serta perasaan
gembira dan rasa kemanusiaan yang mengatasi kecenderungan dan kebutuhan
binatang. Demikian lebih kurang Sayyid Qutb.
Sedangkan ayat
berikutnya (ayat 7) menjelaskan betapa Maha pengasih lagi Maha penyayangnya
Allah kepada hambanya, dengan menciptakan binatang-binatang Allah memberikan
manfaat darinya. Ditunjukkan dalam ayat ini bahwa binatang-binatang
tertentu dapat membantu kalian semua dalam berpergian ke suatu daerah (Negara)
yang kalian tidak mampu sampai Negara tersebut kecuali dengan bantuan dari
binatang-binatang. Membantu disini maksudnya ialah memikul beban-beban (وَتَحْمِلُ أَثْقَالَكُمْ) yang serasa kalian tidak
mampu membawanya sendiri. Kecuali ada yang membantu (hewan) kalian untuk
mengurangi beban atau kesulitan (keletihan yang demikian besar sehingga
menghabiskan setengah kekuatan dari kalian)[6]
dalam perjalanan tersebut.[7]
Ketahuilah Allah
swt telah menyebutkan dalam Al Quran tentang manfaat-manfaat hewan. Manfaat
tersebut ada yang bersifat dhoruri dan mempunyai manfaat yang sebagai mana
mestinya hewan tersebut dapat di manfaatkan.[8]
Setelah ayat yang lalu menyebut binatang-binatang yang paling banyak dimiliki
manusia sekaligus paling banyak manfaatnya, kini disebut lagi beberapa binatang
lain, Yaitu pada ayat ke-8.
Allah menciptakan
tiga hewan yaitu kuda, bighal dan keledai untuk kalian supaya kalian dapat
mengendarainya dan menjadikannya sebagai hiasan. Ayat ini hanya sebagai alat
pengangkutsebagaimana halnya binatang ternak, ini bukan berarti bahwa ketiga
binatang yang disebut disini tidak dapat digunakan sebagai alat angkut. Ayat
ini berdialog dengan masyarakat arab yang ketika itu yang tidak terbiasa
menggunakan kuda, baghal, keledai kecuali sebagai tunggangan dan hiasan. Kuda
dan baghal mereka gunakan untuk berperang dan berburu, sedang keledai mereka
tunggangi sebagai alat transportasi dalam kota. Karena ayat ini bertujuan
menguraikan nikmat-nikmat Allah swt, maka tentu saja yang digarisbawahinya
adalah hal-hal yang mereka rasakan langsung, walaupun yang tidak disebut itu
merupakan juga aspek nikmat ilahi.
Pada ayat ke-9,
betapa Allah telah menjelaskan atau menunjukkan jalan kebenaran kepada kalian
semua. Yang mengantarkan pada jalan kebenaran, sehingga kalian terhindar dari
jalan yang menyimpang. Allah tidak hendak mengantarkan kalian secara langsung
kepada jalan kebenaran. Akan tetapi Allah lebih menghendaki kalian dalam
memberikan petunjuk, karena Allah menciptakan kalian semua itu supaya kalian
berfikir dalam memahami petunjuk Allah. Dan Allah juga meniggalkan suatu
alternative atau opsi supaya kalian dapat memilihnya.
D.
Surah An Naml: 66
وَإِنَّ لَكُمْ فِي الْأَنْعَامِ لَعِبْرَةً نُسْقِيكُمْ
مِمَّا فِي بُطُونِهِ مِنْ بَيْنِ فَرْثٍ وَدَمٍ لَبَنًا خَالِصًا سَائِغًا
لِلشَّارِبِينَ
1. Redaksi ayat dan Terjemahannya
66. Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat
pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam
perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan
bagi orang-orang yang meminumnya.
2. Tafsir mufradat
2.
Tafsir Ayat
Setelah
menyebut air yang turun dari langit, kini diuraikan sebagian yang di bumi. Ayat
ini memulai dengan sesuatu yang paling banyak dan dekat dalam benak masyarakat
arab ketika itu, yakni binatang ternak. Dan untuk itu disebut susu yang di
hasilkannya, dan dengan demikian bertemu dua minuman yang keduannya di butuhkan
manusia dalam rangka makanan yang sehat dan sempurna, yakni susu.
Para
penyusun kitab tafsir al muntakhab yang terdiri dari sekian pakar mesir
mengomentari proses terjadinya susu dengan menyatakan bahwa: “pada buah dada
binatang menyusui terdapat kelenjar yang bertugas memproduksi air susu. Melalui
uarat-urat nadi arteri, kelenjar-kelenjar itu mendaoatkan suolai berupa zat
yang terbentuk dari darah dan chyle (zat-sat dari sari makanan yang telah di
cerna) yang keduanya tidak dapat di konsumsi secara langsung. Selanjutnya
kelenjar-kelenjar susu itu menyaring dari kedua zat itu unsur-unsur penting
dalam pembuatan air susu dan mengeluarkan enzim-enzim yang mengubahnya menjadi
susu yang berwarna dan aromanya sama sekali berbeda dengan zat aslinya”.[9]
E.
Analisis ayat-ayat berdasarkan perspektif sains:
Penelitian berbagai kelompok hewan
dan perilakunya telah dilakukan secara cermat dan akurat, dengan menggunakan
beragam peralatan canggih hinnga satelit. Para penelitipun menemukan adanya
kelompok-kelompok hewan yng hidup di tiga area biologis: udara, darat dan air.
Dan penemuan terkini terus memperlihatkan hal-hal baru seiring dengan kemajuan
sains tekhnologi. Temuan-temuan ini juga memperlihatkan keteraturan yang
signifikan dalam aktifitas kolektif setiap kelompok hewan untuk kemaslahatan
dan kelangsungan hidup mereka dalam bertempat tinggal, bermigrasi, membangun
tempat tinggal, mempertahankan diri, mencari makanan, dan aktifitas-aktifitas
lainnya.[10]
Para ilmuwan memperkirakan jumlah hewan mencapai lebih dari dua juta kelompok (family).
Namun yang baru terngkap hingga sekarang hanya sebagian kecil saja.
Dalam fenomena hewan itu dikaji dari
berbagai sub-devisi disiplin ilmu biologi dan zoology seperti: anatomi, morfologi, fisiologi,
reproduksi, taksonomi, ekologi dan lain-lain. Dalam konteks dan bingkai
sub-divisi displin ilmu tersebut, pemakalah akan mencoba membahas fenomena fauna yang
terkandung dalam ayat-ayat Al-Quran.
A.
Anatomi Hewan
Anatomi hewan adalah merupakan ilmu
yang mempelajari mulai dari sel, jaringan, organ dan sampai organisme. Dengan
anatomi, manusia akan mengetahui struktur dan bentuk dalam suatu
organisme. Dengannya pula akan diketahui jika terjadi kelainan-kelainan pada
suatu organisme
Dalam surah Al An`am, ayat 38,
disana dapat kita temukan fenomena yang terdapat pada hewan-hewan, yaitu
terdapat perbedaan antara binatang-binatang yang melata dengan binatang yang
terbang dengan kedua sayapnya. Secara anatomis perbedaan antara keduanya
tersebut, terletak pada struktur kerangka dan fungsi rangka. Misalnya, domba
dan burung sebenarnya mempunyai tulang yang menyusun rangka sebagai lengan
depan. Hanya saja lengan depan domba untuk berjalan sedangkan burung untuk
terbang fenomena ini jika jika di analisis secara mendalam dan di terapkan pada
masing-masing jenis hewan yang sudah teridentifikasi, akan menjadi obyek kajian
yang luar biasa luas dan kompleksnya.[11]
B.
Morfologi hewan
Sebagaimana kita ketahui bahwa
morfologi mempelajari “penampakan” bentuk luar organisme. Morfologi merupakan
ilmu yang mepelajari struktur dan bentuk luar suatu organism sampai dengan
perkembangannya. Mulai dari bentuk badan dan perkembangan serta manfaat bagian
tubuh makhluk hidup. Studi morfologi pada hewan juga dapat membantu kaum
muslimin dalam mengidentifikasi jenis-jenis hewan-hewan yang dihalalkan dan
diharamkan.
Pada surah Al An`am, ayat 38 dan Al
Mulk ayat 19 menyebutkan binatang yang ada di bumi dan burung yang terbang di
udara dengan kedua sayap. Ini sebuah gambaran morfologis yang menunjukkan
adanya perbedaan antara hewan dengan dasar struktur luar tubuhnya. Bagi burubg
di sebutkan memiliki sayap, sebuah organ yang tidak dimiliki oleh semua jenis
hewan. Hanya bangsa Aves yang mempunyai hal tersebut. namun tidak semua Aves
yang juga dapat terbang seperti burung, bahkan setiap burung memiliki cara
terbang yang berbeda-beda.[12]
C. Fisiologi Hewan
Kalau kita melihat fenomena hewan,
pastinya akan lebih menarik ketika dikaji dari segi fisiologis. Fisiologis
merupakan ilmu yang mempeljari proses yang terjadi dalam makhluk hidup, seperti
proses pencernaan, pernafasan, hormonal, ekskresi, metabolism dan lain-lain.
Coba kita perhatikan pada surat An
Nahl ayat 66, disana terdapat suatu `ibarah atau suatu pelajaran bagi manusia.
Maurice Bucaile dalam bukunya Bibel Quran dan Sains Modern menjelaskan
bahwa terjemahan Batn dengan badan lebih tepat dari pada perut, karena
menurutnya kata batn tidak memiliki arti anatomi yang pasti. Demikian
juga kata fars dengan usus. Secara fisiologis lebih tepat dari pada
diterjemahkan dengan tahi atau kotoran.[13]
Bucaille lebih lanjut menjelaskan
bahwa unsur-unsur susu itu keluar dari kelenjar-kelenjar penyusuan yang
mendapat bahan makanan dari kunyahan makanan-makanan yang dibawa oleh darah
yang beredar.[14]
Contoh yang saya berikan disini ialah binatang onta, karena dalam buku-buku
referensi ilmiah kontemporer menjelasakan bahwa dari segi komposisi susu onta
dan manfaatnya sebagai bahan makanan dan obat-obatan.
Statistik menunjukkan bahwa onta
betina dapat dapat diperah susunya sepanjang tahun rata-rata dua kali sehari,
dan kira-kira dalam satu hari seekor onta betina menghasilkan 5-1- kg susu,
sementara kalau dihitung dalam satu tahun penuh seekor onta bisa menghasilkan
skitar 230-260. Kandungan air yang ada dalam air susu onta berkisar antara
84-90% . oleh karena itu , air susu berperan penting dalam menjaga kelangsunagn
hidup anak onta dan penduduk yang hidup di kawasan bencana kekeringan.[15]
D. Reproduksi Hewan
Salah satu fenomena alam yang merupakan
tanda-tanda kekuasaan Allah SWT adalah perkembangbiakan makhluk hidup.
Reproduksi hewan merupakan bagian dari fenomena alam yang di sebutkan Al Quran
sebagai tanda-tanda eksintensi Tuhan yang menciptakannya. Tanda-tanda adanya
pencipta di balik penciptaan tersebut hanya dapat di pahami oleh yang
memikirkan serta menerima dan mengikuti kebenaran tersebut jika telah datang
kepadanya (beriman).
Sebenarnya banyak ayat yang
menyimbolkan tentang reproduksi yang terjadi pada hewan. Tapi disini pemakalah
hanya menunjukkkan beberapa ayat. Kita ketahui bahwa baghal (red surah an
nahl ayat 8) adalah peranakan dari kuda dan keledai. Wujud baghal adalah
hewan yang bentuknya mirip dengan kuda dan keledai tetapi bukan kuda atau
keledai. Penyebutan ketiga hewan teesebut memberiksn inspirasi adnya perkawinan
antar hewan yang tak sejenis tetapi masih mempunyai hubungan kekerabatan
seperti kuda dengan keledai, bebek dengan menthok, dan lain-lain. Hewan pun
bereproduksi untuk melestariakn generasinya. Hewan juga mengalami masa-masa
birahi seperti manusia. Pada dunia hewan juga terdapat persaingan yang
terkadang menyebabkan terjadinya perkelahian untu mendapatkan “sang idaman hati”. Fenomena tersebut sungguh sangat menakjubkan,
di situlah letak keagungan Tuhan, seluruh alam berada di bawah genggaman dan
aturanNya.
E. Taksonomi hewan
Al Quran secara tersirat dan
tersurat memberi isyarat-isyarat kepada manusia agar tumbuh kuroisitas dengan
ciptaan Allah swt yang bermacam-macam. Selain itu Al Quran juga menyinggung
aneka ragam jenis hewan. Pada surah an Nur ayat 45, menggambarkan tentang
sebagian dari cara hewan berjalan. Ada yang berjalan dengan perutnya, ada yang
berjalan dengan kaki. Dan diantara hewan yang berjalan diatas kakinya tersebut,
ada yang berkaki dua dan ada yang berkaki empat. Sebagian hewan ada yang
berkaki enam atau bahkan berkaki banyak sehingga di sebut hewan berkaki banyak.[16]
KESIMPULAN
Sekarang
marilah kita pikirkan apa yang sejauh ini telah kita pelajari tentang binatang. Dari burung yang dapat terbang dengan kedua sayapnya dan onta yang
dapat menempuh perjalanan 150 km perhari ditengah padang pasir dan terik
matahari yang menyengat, akan tetapi onta tersebut dapat melewati kawasan yang
dimana notabennya manusia sendiri tidak dapat melewatinya.
Sebagai
contoh, saat kalian membaca makalah ini, kalian tahu bahwa kalian harus tetap
membuka mata. Tapi patut kalian ketahui, bahwa sebenarnya, untuk dapat membaca,
tidak cukup hanya dengan membuka mata. Mata kalian harus melakukan berbagai hal
pada saat yang bersamaan. Kalian boleh menyamakannya dengan permainan di
komputer, untuk memulai permainan, kalian hanya perlu menekan tombol ‘start’,
yang merupakan satu perintah untuk memulai berbagai hal yang rumit di dalam
komputer. Sementara itu, kalian tinggal duduk dengan nyaman di atas kursi dan
menikmati permainan tersebut. Sebagaimana komputer yang tidak terbentuk secara
tiba-tiba, begitu juga dengan berbagai bagian yang membentuk mata kita.[17]
Ketika orang yang bijak mau mempelajari lebih
dalam tentang ciptaan Allah, keyakinannya pada-Nya akan semakin dalam dan ia
akan semakin mengakui keagungan dan kekuasaan-Nya. Bahkan sebenarnya satu
keistimewaan saja dari satu makhluk-Nya secara langsung mengingatkan kita
kepada Allah. Tidak hanya makhluk hidup, tapi juga segala sesuatu yang ada di
sekitar kita dan semua kejadian yang terjadi merupakan bukti nyata keberadaan
Allah. Kalian harus bercermin dari hal-hal tersebut dan tidak pernah melupakan
Keperkasaan Allah yang Tak Terbatas dan bahwa Dialah yang memberi segala
kemurahan yang kita nikmati.
Tanamkan selalu di benak kalian bahwa semua keindahan yang kalian lihat di sekeliling kalian ada karena Allah menciptakannya.
Tanamkan selalu di benak kalian bahwa semua keindahan yang kalian lihat di sekeliling kalian ada karena Allah menciptakannya.
Daftar
Pustaka
·
Harun Yahya dalam file
chm dalam pesona alam satwa.
·
M.Quraisy Syihab, Tafsir
Al- Misbah Jakarta: Lentera Hati.
·
Lihat maktabah syamilah dalam tafsir jalalen
·
Lihat maktabah syamilah dalam tafsir al muntakhob.
·
Lihat maktabah syamilah dalam tafsir ar razi
·
Lihat maktabah syamilah dalam tafsir al Maraghi
·
Prof. Dr. Yusuf Al Hajj Ahmad,
2008. Kemukjizatan flora dan
fauna dalam Al quran dan Sunnah, Yogykarta: Sajadah_press.
·
Imam Rosyidi. 2008, Fenomena
flora dan fauna dalam perspektif Al Quran. Malang: UIN Malang Press.
·
Mauruce Bucaille, 1990. Bibel Quran dan Sains Modern. Jakarta
: Bulan Bimtamg
·
An nablusi, Al- I`jaz al Ilmi fi al kitab wa as sunnah)
[1]Lihat
pendahuluan dalam buku Fenomena flora dan fauna dalam
perspektif Al Quran.
[2]Lihat
Harun Yahya dalam file chm
dalam pesona alam satwa.
[3] Lihat
maktabah syamilah Tafsir Al-Maraghi. Hal 119
[4]
M.Quraisy Syihab, Tafsir Al- Misbah
juz 5 Jakarta: Lentera Hati, 2002, hlm:82-88
[5].
Lihat maktabah syamilah, tafsir jalalen
[6]Quraisy
Syihab, Tafsir al Misbah (surah an Naml) Hal: 188
[7]Lihat
maktabah syamilah dalam tafsir al muntakhob.
[8]Lihat
maktabah syamilah dalam tafsir ar razi
[9]Quraisy
Syihab, Tafsir al Misbah (surah an Naml) Hal: 275
[10]
Prof. Dr. Yusuf Al Hajj Ahmad, Kemukjizatan
flora dan fauna dalam Al quran dan Sunnah. Hal: 185
[11]Imam
Rosyidi, Fenomena flora dan fauna dalam perspektif Al Quran. Hal:
159-160
[12]Imam
Rosyidi, Fenomena flora dan fauna dalam perspektif Al Quran. Hal: 166
[14]Ibid.
hal: 39
[15]
Prof. Dr. Yusuf Al Hajj Ahmad, Kemukjizatan
flora dan fauna dalam Al quran dan Sunnah. Hal: 216 (baca juga An
nablusi, Al- I`jaz al Ilmi fi al kitab wa as sunnah)
[16]Imam
Rosyidi, Fenomena flora dan fauna
dalam perspektif Al Quran. Hal: 183-184
[17]Lihat
Harun Yahya dalam file chm
dalam pesona alam satwa.
Sumber : http://maulana-qarina.blogspot.co.id/2013/10/hewan-dalam-al-quran.html
Subhanallah. Allah menciptakan semua yg ada d bumi untuk umatNya
BalasHapusMaha besar Allah yang telah menciptakan semuanya dengan banyak manfaat.
BalasHapusnice article bang ;)
BalasHapus