Sabtu, 16 April 2016

AYAT QAUNIYAH TENTANG PERGANTIAN SIANG DAN MALAM

A. Pergantian yang Cepat Antara Siang dan Malam Allah Swt berfirman: “Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat.” (Al A’raf 54) :




Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.

            Maksud ayat di atas adalah bahwa siang dan malam , masing2 mengikuti secara cepat dengan tidak terputus. Ayat tersebut mengandung suatu isyarat tentang rotasi bumi yang menyebabkan datangnya siang dan malam. Ayat ini sesuai dengan ilmu pengetahuan modern kita. Dimulai dari hari Ahad dan berakhir sampai hari Jumâ’at. Menurut sebagian ulama, hari di sini seperti hari-hari di dunia. Allah Subhaanahu wa Ta'aala sesungguhnya mampu menciptakan dalam sekejap mata, akan tetapi Allah Subhaanahu wa Ta'aala menghubungkan akibat dengan sebabnya sebagaimana yang dikehendaki oleh hikmah-Nya.

       Bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dan keagungan-Nya. ‘Arsy adalah makhluk Allah yang paling besar, yang merupakan atap seluruh makhluk, dan makhluk yang paling tinggi, dan Allah berada di atas .Sehingga bumi yang sebelumnya terang menjadi gelap dan manusia dapat beristirahat.Setiap kali malam tiba, maka siang pun pergi, dan setiap kali siang tiba, maka malam pun pergi. Besarnya makhluk tersebut menunjukkan sempurnanya kekuasaan Allah. Keteraturan dan kerapiannya menunjukkan sempurnanya kebijaksanaan Allah. Manfaat dan maslahat yang diperoleh daripadanya menunjukkan luasnya rahmat Allah dan ilmu-Nya, dan bahwa Dia adalah Tuhan yang berhak disembah satu-satunya. Demikian pula firman Allah Swt: “Dia menutupkan malam kepada siang dan menutupkan siang kepada malam.” (Az Zumar 5)





Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. Dia menciptakan langit dan bumi dengan benar dan dalam bentuk yang tetap. Dia menutupkan siang ke dalam malam dan menutupkan malam ke dalam siang secara berulang-ulang. Dia juga menundukkan matahari dan bulan kepada kehendak-Nya dan untuk maslahat hamba-Nya, masing-masing beredar pada porosnya sampai batas waktu yang telah ditentukan, yaitu hari kiamat. Hanya Dialah, bukan yang lain, yang Mahaunggul atas segala sesuatu. Tidak ada sesuatu pun yang keluar dari kehendak-Nya. Dia Maha Pengampun atas dosa hamba-hamba-Nya(1). (1) Ayat ini menunjukkan bahwa bumi berbentuk bulat dan selalu berotasi. Dari segi bahasa, kata "yukawwir" yang digunakan dalam ayat ini berarti 'menutupkan suatu benda ke atas benda lain secara berturut- turut'. Kalau saja bumi ini tidak bulat--datar, umpamanya--tentu siang dan malam di suatu tempat dapat dimungkinkan tampak pada satu waktu secara bersamaan.

          Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya. (Al Anbiya 33)



Allahlah yang menciptakan malam, siang, matahari dan bulan. Semua itu berjalan pada tempat yang telah ditentukan Allah dan beredar pada porosnya masing-masing yang tidak akan pernah melenceng dari garis edarnya. Masing-masing benda langit mempunyai poros dan garis edar sendiri-sendiri. Semua benda langit itu tidak pernah kenal diam, tetapi terus beredar pada garis edarnya yang disebut orbit. Kenyataan ini tampak jelas terlihat pada matahari dan bulan. Demikian halnya dengan peredaran bumi pada porosnya menjadikan siang dan malam datang silih berganti seolah-olah beredar pula.


Sumber :
(Al-Qur’an terjemah versi digital)
 (http://tafsirq.com/)
(El-Fandy, Muhammad Jamaluddin. 2000. Al-Quran Tentang Alam Semesta. Jakarta : Amzah)

0 komentar:

Posting Komentar